Filsafat Ilmu (Akhirnya Aku Menemukan Sejarah Ku)

Konon katanya, dahulu bumi itu kosong. Tidak ada makhluk hidup di dalamnya. Allah yang Maha Memiliki akhirnya mempertemukan zat zat pembentuk organik pertama di muka bumi, maka kemudian terbentuklah zat organik itu (berbentuk asam amino). Asam amino itu terbentuk dari sal-sal (zat terkecil di dalam tanah) yang kemudian bereaksi dengan alam (mungkin aliran listrik dari petir) sehingga berubah bentuk menjadi lendir berlapisan sangat tipis (mungkin inlah yang disebut alaq di dalam surat al-alaq). Katanya, asam amino ini adalah zat dasar pembentuk makhluk hidup. asam amino tinggal memilih akan menempel pada zat "apa", maka jadilah makhluk hidup "apa". demikian seterusnya. Sehingga, yang ada dalam pikiran Saya, mungkin dahulu, Dinosaurus dkk memang terbentuk demikian.

Asam amino ini terus berkembang, sehingga beragamlah jenis makhluk di muka bumi ini. Saat itu, proses evolusi berlangsung sangat lama, hingga akhirnya manusia bernama Adam terbentuk. Adam konon disebut sebagai manusia pertama yang terbentuk dengan kondisi sempurna (di mata Allah). Mungkin kita pernah mendengar tentang keberadaan manusia purba, namun ia tidak dihitung sebagai makhluk sempurna oleh Allah, sehingga tidak termasuklah ia ke dalam hitungan sejarah keislaman yang pernah ada. Adam diajarkan oleh Allah tentang semua nama benda yang ada di muka bumi. Adam kemudian beranak pinak, hingga sampailah ke masa ini, yaitu kita, generasi ke 150 dari Adam. 

Yang masih menjadi misteri adalah bagaimanakah keberadaan malaikat ? Konon, para ilmuwan pernah mencoba membuat "science fiction" dengan mengandai andai, mungkin saja malaikat itu adalah alien yang pernah datang ke muka bumi dan bekerjasama dengan baik dengan manusia. hahaha. Kadang memang banyak hal yang tidak terjangkau oleh pikiran kita. Kadang kita tak harus memikirkan segala sesuatunya menjadi demikian rumit yang membuat otak lelah dan pasrah. Islam meminta kita percaya kepada yang ghaib, dengan demikian kita akan tenang untuk berjalan dimuka bumi yang kecil ini. Dengan demikian kita tahu, bahwa kesombongan tidak membuat kita lebih baik untuk menapaki kehidupan. Dengan banyak belajar, kita menjadi tahu bahwa bumi ini ternyata hanyalah sebutir debu di gurun yang luas. Jika bumi sekecil itu, bagaimana dengan kita ? Lalu kita apa ? :)