Sholat berjamaah ? Tepuk bahu saja !

Halo..

Beberapa kali Saya memperhatikan fenomena 'tepuk bahu' di mesjid atau musholla di sekitar kita. Bagaimana fenomena ini terjadi ? Yap, misalkanlah si A datang untuk sholat (tidak berjamaah) ke mesjid. Berselang beberapa waktu, ada si B yang ingin sholat pula di mesjid tersebut. Melihat si A sholat sendiri, si B menepuk bahu si A. Tepukan tersebut bagi beberapa kalangan (yang pernah melihat) memiliki arti sebagai :

Orang yang ditepuk   :   menjadi imam sholat
Orang yang menepuk   : menjadi makmum sholat

 Pada awalnya, fenomena ini tidak menjadi masalah bagi Saya. Saya juga tidak paham tentang sejarah serta hadist (atau apa pun itu) yang mengijinkan hal tersebut dilakukan. Namun suatu ketika, saat Saya berada di Bandara Soekarno Hatta, Saya melihat kejadian persis seperti di atas. Setelah Si A dan B sholat, ada yang bingung diantara keduanya (secara tentu si A belum tentu kenal dengan si B, dan si B belum tentu tahu siapa si A). Setelah sholat, si A menemui si B untuk mengatakan sesuatu (jika tidak salah, saat itu waktu sholat maghrib, dimana akhirnya si A dan B sholat maghrib berjamaah - katanya). Si A mengatakan bahwa barusan ia tidak sedang sholat maghrib, ia hanya menjama' sholat Isya karena akan terbang selama beberapa jam ke depan. Mendengar penjelasan si A, si B sontak kaget. Pantas saja ia kebingungan mengikuti urutan rakaat saat sholat tadi.

Nah, melihat kejadian di atas, Saya mulai meragukan keampuhan sholat jamaah dengan sistem 'tepuk bahu' ini. Berikut beberapa alasan logis Saya :
   1.   Seorang imam, harus berniat untuk menjadi imam sebelum memulai sholat berjamaah.
         Nah, berdasarkan pengalaman di atas, jika kita sholat dengan niat awal tidak untuk berjamaah, bagaimana caranya kita bisa mengganti niat tersebut secara tiba-tiba ? (ya, walau hanya saat ada yang nepok bahu aja sih..)

   2.   Seorang yang sedang sholat sendiri (tidak berjamaah) tidak pernah diketahui apakah ia benar sedang melakukan sholat yang sama dengan kita -calon makmumnya- (ribet ya ?)
         Misalkanlah si A, ia berada di mesjid beberapa waktu untuk melakukan sholat zuhur dan sholat sunat rawatib setelah zuhur. Kebetulan, Si B datang kepada A saat si A tengah melaksanakan sholat sunat. Jika si B menepuk bahu si A, maka "tradisi"-nya adalah si A langsung menjadi imam. Kita tahu bahwa A sedang melakukan sholat sunatnya, sementara B datang dengan niat menjadi makmum untuk sholat zuhur. Nah, aneh kan ? Hehehehe..

Jika ada landasan pemikiran Saya yang salah, mohon koreksinya ya, rekan. Sehat dan sukses selalu untukmu :)
Wassalam...