Pentingnya "Menyadari" Tujuan Hidup

Assalammu'alaikum,
Selamat Sore,

Kali ini ingin menulis tentang kehidupan (lagi). Saya banyak belajar tentang hidup dengan melihat keadaan sekitar. Lalu Saya sadar akan satu hal, yaitu pentingnya bagi kita untuk "sadar" akan tujuan hidup, baik jangka pendek maupun jangka panjang. Yang tak kalah penting lagi adalah "menjadi ikhlas" dalam menyelesaikan setiap ujian atau tantangan yang ada didalam hidup.

Setiap orang memiliki tujuan dalam hidupnya. Sedari kecil kita dibimbing oleh orangtua untuk menjadi anak yang baik. Sedari kecil kita diajarkan bersosialisasi dan melihat serta belajar dari lingkungan. Hingga akhirnya, setelah dewasa, kita tahu dan bisa membedakan hal baik dan hal buruk. Baik atau buruknya sesuatu pada masing-masing kita tentu berbeda nilainya, tergantung pada nilai yang kita anut, budaya yang kita usung, serta kebiasaan yang kita lakukan selama ini. Banyak sekali faktornya. Terlepas dari keahlian kita untuk dapat memisahkan mana yang baik dan mana yang buruk, terutama bagi diri sendiri (tentunya disesuaikan dengan kondisi hidup yang dihadapi), tentu masing masing kita pernah punya cita-cita, dimana untuk mencapai cita-cita tersebut dibutuhkan perjuangan yang tak sedikit.

Berdasarkan pengalaman hidup Saya yang tak seberapa ini, "kesadaran" akan tujuan hidup sangat penting adanya. Bagaimana tidak, jika kita tak pernah sadar, maka kita tak akan pernah membuat rencana, lalu kapan cita-cita akan terwujud ?

Agar lebih mudah, Saya akan memberikan contoh sebagai berikut :

"Suatu saat kamu akan berada pada keadaan dimana kamu harus memilih, entah itu memilih untuk bekerja sambil kuliah atau hanya fokus pada kuliah saja, entah itu memilih untuk lanjut S2 atau langsung bekerja setelah S1, entah itu memilih untuk langsung menikah setelah S1 atau mencari pasangan lain yang (mungkin) lebih baik di tempat bekerja, entahlah... pilihannya terkadang sangat banyak dan sangat sulit. Menurut Saya, tak ada pilihan yang benar benar baik atau benar benar buruk. Saya yakin, kita selalu berusaha untuk menjatuhkan pilihan pada yang terbaik, minimal terbaik jika dibandingkan dengan situasi yang sedang kita hadapi saat itu, saat kita diharuskan untuk memilih.
Tak ada yang menginginkan masa studi (kuliah) yang lama, setiap orang ingin menyelesaikan studi tepat waktu. Tapi kamu tak begitu. Dengan keadaan hidupmu, kamu harus berjuang untuk mencari uang sambil kuliah, jika tidak maka kamu tak akan pernah bisa berkuliah seumur hidupmu. Keadaan ini membuatmu terkadang harus cuti pada semester-semester tertentu agar tabunganmu kembali cukup untuk membayar uang kuliah. Dengan kondisi ini, bagaimana bisa dibilang buruk jika kamu harus menghabiskan 7 tahun untuk menyelesaikan studi ?"

Poin yang ingin Saya sampaikan adalah, agar kita jangan lupa dan selalu sadar akan TUJUAN. Tujuan dan cita-cita akan membantu kita untuk membentuk jalan. Jalan tak melulu mulus, terkadang kita temui lubang, kerikil, gelombang, tanjakan, dan juga turunan. Jalan juga dilengkapi dengan rambu-rambu yang akan membawa kita pada jalan yang benar, tidak menyesatkan, dan cepat sampai tujuan. Patuhi rambunya maka kita akan lebih cepat sampai di tempat tujuan. Hidupmu, tak jauh dari pengandaian di atas. Silahkan pilih pilihan terbaik yang kau punya, pertimbangkan orangtuamu, cita-citamu, kesanggupanmu, dan jadilah pribadi yang disiplin. Maka disaat itulah kamu akan berhasil.

Salam,
Suci Marta.



Profesi "peminta-minta" menggunakan kerudung sebagai "pakaian kerja" (islam dan kemiskinan)

Keadaan ekonomi di Indonesia semakin sulit. Hidup semakin sulit seiring naiknya harga barang pokok. Bagi yang tak bisa lagi bekerja "sesuai alur" banyak yang akhirnya mulai "meminta-minta" di jalanan dan tempat umum lainnya. Pemandangan ini tak lagi aneh di mata kita, orang Indonesia. Hampir di setiap sudut kita bisa menemukan orang yang menggantungkan hidup dengan meminta-minta. Entah apa alasan mereka memilih profesi tersebut. Apa benar karena sulitnya ekonomi atau memang karna sifat malas yang mendera. Lagian, penghasilan dari meminta-minta pun tak buruk. Bahkan penghasilan mereka bisa melebihi penghasilan orang-orang yang sudah tunggang langgang bekerja dari pagi hingga malam. Miris memang, tapi kita bisa apa ?

Fenomena yang akhir-akhir ini sering Saya perhatikan adalah "pakaian kerja" yang digunakan oleh kebanyakan para peminta-minta. Tak sedikit yang memakai "kerudung" sebagai pelengkap pakaiannya. Entah apa maksudnya. Kerudung adalah salah satu identitas bagi pemeluk agama islam. Entah memang profesi "meminta-minta" banyak dilakoni oleh umat muslim atau memang agama islam memang sudah dipandang sebagai agama yang lemah, yang patut dikasihani karena pemeluknya banyak yang kemiskinan. Entahlah. Sepertinya islam dan miskin saat ini menjadi sangat dekat dan erat kaitannya.

Jika punya kesempatan nanti, Saya akan melakukan penelitian tentang fenomena ini, agar tak banyak lagi tanda tanya di dalam hati.