Humas Pemerintahan

Tak jarang kita ingin banyak tahu tentang hal baru yang sedang kita usahakan untuk mendalaminya. Kita belajar dari sekian banyak buku agar tak salah jalan. Kita hafalkan beragam teori agar kemudian diaplikasikan. Tapi ternyata saat terjun ke lapangan, semua teori tinggal-lah teori. Kenyataan tidak seperti yang dipaparkan penulis dalam setiap bukunya, termasuk dalam mendalami "hubungan media massa/media relations".

Berikut saya akan berbagi sedikit pemahamam baru tentang dunia yang sedang saya geluti saat ini, yaitu menjadi seorang petugas humas pemerintahan. Job desc saya adalah membina hubungan baik dengan media massa. Meskipun sudah menyelesaikan semua teori tentang media massa di bangku kuliah, tetap saja, urusan lapangan saya masih awam. Saya mempelajari semuanya dari awal. Awalnya banyak ketakutan, namun kemudian perlahan mulai terbiasa. Disini Saya tahu dan sadar bahwa teori saja tidak cukup, ke lapangan tanpa teori juga tak bisa. Keduanya harus ada.

Berhubungan dengan media bukan hal yang sulit, namun bukan pula hal yang mudah. Ibarat berpacaran, kita harus saling memberi dan saling mengerti. Humas memberikan informasi, wartawan mendapatkan informasi. Humas mendapatkan publikasi, wartawan mencapai target kerja. Tak sulit kan ? Tapi tak mudah lho. Dilapangan, keadaan internal organisasi yang dibawa oleh petugas humas pun memengaruhi kinerja kehumasan, terutama dalam berhubungan dengan media massa. Kondisi internal harus benar-benar baik agar kemudian dapat output yang baik pula bagi perusahaan.  Kesimpangsiuran berita kerap terjadi. Harusnya semuanya dibenahi , baik keadaan internal maupun  eksternal.  Berikutnya,  mulailah belajar mengingat wajah pewarta lapangan yang sering mencari berita pada organisasi kita, lengkapi kebutuhan mereka akan data, itu yang paling penting. Tak kalah perlu juga untuk membenahi database wartawan yang dimiliki oleh perusahaan kita. Jika sudah memiliki data yang baik, maka pekerjaan kita akan lebih mudah.

Saya yakin tak ada yang sulit didunia ini hingga akhirnya kita mencoba dan bangkit sendiri. Mau mencoba adalah awalnya, jangan segan untuk melalukan "trial and error" dalam pekerjaan, siapa tahu salah satu caranya dapat diterapkan dalam waktu lama. Keseriusan dalam bekerja juga sangat penting dilakukan agar hasilnya lebih maksimal.

Suci Marta,
Humas Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia