Potret PNS Jaman Now

Halo, selamat siang.

Baru saja Saya menyelesaikan kegiatan masak-memasak siang ini. Habis bikin sop daging, rasanya biasa aja, tapi yaa lumayan-lah dari pada beli jajan mulu diluar. hehe.

Barusan saja, Saya merenung, lalu langsung ingin menulis disini. Yang terlintas di kepala adalah tentang pekerjaan menjadi PNS di zaman yang seperti ini. Edan, kalo ada yang bilang jadi PNS itu bisa santai-santai, sini mana kasih liat Saya.

Di tempat Saya bekerja, PNS itu ada beragam jenisnya. Yang malas ada, yang rajin ada. Yang berantakan ada, yang rapih juga banyak. Setiap masanya mencetak jenis PNS yang berbeda-beda. Saya termasuk cetakan kurikulum baru BKN, dimana saat diklat pra jabatan dulu, Saya tidak lagi bertemu dengan kurikulum militer atau setengah miiter atau jenis pelatihan fisik lainnya (kecuali baris-berbaris dan olahraga).  Setiap hari kami berdiskusi saja di kelas, memikirkan nasib negara ini, membentuk karakter diri agar dapat bekerja sesuai jalur. Otak kami diisi rasa malu akan korupsi, malu jika bekerja berleha-leha, dan malu jika tidak dapat melayani masyarakat dengan baik.

Sesungguhnya, teori dan prakteknya sungguh sangat sulit untuk disamakan. Di lapangan, kita harus beradaptasi dengan keadaan yang ada. Malang nian nasib mu hei PNS yang suka memberi ide baru kepada atasan, kerjakan saja lah oleh kau sendiri, salah kau-lah, kan kau yang punya ide!

Hahahahahaha...

Lucu memang, namun katanya untuk membuat perubahan itu memang tidak mudah. Yang harus dilakukan hanyalah "mengupayakan apa yang bisa kamu upayakan". Hasilnya biar lah Tuhan yang urus.

Ditengah keadaan politik Indonesia yang sedang antah berantah ini, ditengah maraknya berita hoax yang kebanyakan mencuci otak masyarakat, sudah seharusnya PNS atau ASN (Aparatur Sipil Negara) mengambil peran sebagai pengenengah dan perpanjangan lidah setiap program yang dilaksanakan oleh pemerintah kepada masyarakat. Tak jarang presiden Joko Widodo mengumpulkan PNS untuk melakukannya, namun hasilnya belom terlihat maksimal.

Indonesia membutuhkan PNS yang mau bekerja maksimal. Bekerja maksimal itu bukan berarti harus lembur setiap hari, bukan berarti harus siap ditugaskan kapan pun dan kemana pun yaa. Karena pada dasarnya kita ini manusia, tentulah jam kerja PNS juga harus diperhatikan. Ini yang jarang diperhatikan oleh atasan kami di tempat kerja.

Kadang kerja keras kami hanya dihargai uang saja. Banyak yang melupakan waktu istirahat kami, waktu tidur, waktu ibadah, dan waktu libur kami. Semua waktu kami banyak dilahap oleh kepentingan kaum atas yang kami sendiri tak paham gunanya (kasar ya? ga apa-apa. biar paham).

Saya termasuk orang yang percaya bahwa "Hasil Kerja yang Bagus itu didapat dari SDM yang berkualitas (berkualitas kerjanya, berkualitas istirahatnya, berkualitas keluarganya, berkualitas agamanya, berkualitas attitude-nya)". Jangan heran jika hasil kerjanya mentok disana-sana saja kalau belum memperhatikan segala aspek yang mendukung penguatan hasil kerja tersebut.

Sebut saja di A, kerjaannya setiap hari ada di kantor dari pagi hingga malam, dari senin hingga minggu. Setiap waktu dilaluinya begitu saja, tanpa ada waktu dengan keluarga, tanpa ada waktu untuk membenahi diri sendiri apalagi menjalankan hobi. Jangan harap, loyalitas tanpa batas yang diberikan oleh si A ini akan mencapai hasil pada angka 9 atau 8. Paling yaa, 5 atau 6 saja. Sekedar menyelesaikan pekerjaannya saja, iya yang penting selesai.

Sayang dong udah kerja capek-capek tapi hasilnya tetap jauh dari harapan? iya, sayang. iya, sedih. Makanya, sudah seharusnya PNS PNS Jaman Now mendapat perhatian lebih dan diberikan pembagian kerja yang jelas. Tak hanya itu, ada baiknya setiap pekerjaan dikerjakan oleh mereka-mereka yang benar-benar ahli di bidangnya, akan lebih baik lagi jika mereka yang hobi melaksanakan pekerjaan tersebut.

PNS Jaman Now harus bangkit dan tampil beda dari sebelumnya. Jangan mau dibilang PNS pemalas, jangan mau dibilang Makan Gaji Buta. Mari buktikan bahwa kita adalah bagian dari penyelamat bangsa, kita adalah pejuang. Jangan Lupa!

Tidak ada komentar: